Review Pemakaian Nuud 2 Minggu: Bye Deodorant, Hello Nuud!




Dari awal tahun udah penasaran sama produk satu ini dan akhirnya memutuskan untuk purchase di akhir bulan Mei lalu. Sebenernya ingin coba pakai satu bulan dulu sebelum review di blog, but I can’t wait to share my experieces so far. So I’ve tried Nuud for 2 weeks, and guess what? So long deodorant.

Untuk mengatasi keringat berlebihan dan bau badan biasanya kebanyakan orang akan mengandalkan deodorant. Gue sendiri udah pake deodorant sejak SMP, dan menjadi essentials yang I can’t go anywhere without. Deodorants does help, tapi efek samping yang ditimbulkan dari deodorant juga seringkali menganggu. Seperti, kulit ketiak yang menghitam, noda kuning pada baju, bahkan ada beberapa produk deodorant yang malah membuat bau badan. Setelah baca beberapa artikel, ternyata penyebabnya adalah karena deodorant mengandung aluminium, paraben dan synthetic fragrances.



Beberapa kali gue sempet kepikiran untuk mencoba deodorant yang lebih natural, alias tidak  mengandung terlalu banyak bahan kimia Tapi sejujurnya agak worry juga, karena udah bertahun-tahun terbiasa pakai deodorant, takutnya begitu pakai yang terlalu natural malah nggak sesuai ekspektasi. Then, salah satu temen gue share tentang Nuud. Awalnya gue tertarik karena packagingnya yang memang lucu banget, yes, I’m mini-slave, tapi setelah gue cari tahu lebih lanjut tentang Nuud, gue langsung penasaran seampuh apa kinerjanya.

Di websitenya, Nuud mengclaim kalau produk mereka no aluminium, no fragrances, no vague chemicals dan no alcohol, sehingga tidak meninggalkan noda. Dari statement ini gue langsung tertarik. Ditambah lagi, Nuud is vegan, yang berarti tidak menggunakan bahan hewani, baik yang terbuat dari hewan langsung maupun turunannya seperti madu dan susu. Mau tau apalagi yang membuat gue amaze dengan produk ini? Packaging-nya bioplastic sugarcane tube dan biodegradable cardboard box. Pengirimannya dari Belanda, tapi tidak menggunakan bubble wrap sama sekali, dan packaging tetap aman. Mantap!

Oke, setelah poin-poin awal yang membuat gue suka sama Nuud, pertanyaan besarnya adalah, “Does Nuud really work?” Di gue, YES, Nuud works so well.

Sebelumnya gue terbiasa menggunakan deodorant yang spray, nah Nuud ini bentuknya cream. Jadi cukup digunakan sedikit dan dioleskan di kulit ketiak secara merata kemudian diamkan sebentar. Hasilnya tidak lengket, tapi rada whitecast. Nuud nggak ada ada wanginya karena no fragrance added. Setelah seminggu pemakaian, gue merasa ada perubahan. Dari segi odor, gue merasa jadi berkurang jauh, bahkan setelah 2 Mingggu pemakaian gue merasa no odor at all. Bahkan ketika olahraga. Dari segi keringat, nggak ada perubahan, toh Nuud memang bukan mengurangi keringat, tapi cara kerjanya adalah mencegah timbulnya odor dengan cara menetralkan bakteri dengan micro silver. Seriously this is a life saver.



Dari yang penggunaan satu kali sehari, gue sekarang pakai sekali untuk dua hari. Mungkin selanjutnya bisa untuk 3-4 hari untuk sekali pemakaian, tergantung kebutuhan masing-masing. Untuk harga €12,95 gue rasa worth enough, 15 ml bisa untuk pemakaian 6-7 Minggu.

Cool enough? Dari semua plus point Nuud, minusnya hanya di pengiriman. Pengirimannya dari Belanda, dan dari pengalaman gue, itu memakan waktu satu bulan dari pemesanan. Jadi, kalian harus sabar kalau mau pesan produk ini. But good things come to those who wait kan.

Sedikit info tambahan, walaupun Nuud bisa menetralkan bakteri, namun odor masih bisa timbul dari pakaian yang sebelumnya sudah memiliki bakteri. I have that kind of clothes, seperti baju-baju yang bahannya katun dan kurang menyerap keringat. Walaupun sudah dicuci dan direndam pewangi, baunya masih kurang enak. Jadi better untuk menggunakan baju yang menyerap keringat dengan baik.

Overall, I really love Nuud. Tertarik untuk mencoba Nuud juga? Kalian bisa order melalui website mereka di: https://nuudcare.com/

Selamat mencoba!

0 comments:

Post a Comment

My Instagram