AIESEC (JOY)urney



"I applaud the members of AIESEC for your dedication to promoting international understanding and cooperation and for exploring common goals for future" - Bill Clinton.

Dua tahun lalu, gue duduk di sebuah ruangan dan yang gue lakuin cuma bengong sambil merhatiin senior gue yang teriak-teriak. Beberapa menit kemudian mereka mulai joget dengan lagu India, diteruskan dengan beberapa lagu barat. Setelahnya mereka mukul-mukul paha sambil bersorak. Nggak lama kemudian seseorang dengan sangat antusias, teriak;

“HI AIESEC!”

Dan semua orang secara kompak menjawab,

“WHAT’S UP?”

And i became an AIESECer.



Ketika kebanyakan mahasiswa baru telah memilih UKM/HMJ mana yang mereka ikuti,  gue saat itu masih bingung dan nggak ngerti apa-apa. Lalu temen gue bilang,

Join AIESEC aja, itu international organization,”

Mendengar kata ‘international’, gue langsung tertarik. Tertarik dengan AIESEC, plus tertarik dengan yang ngajak gue daftar AIESEC. HE. Berhubungan dengan jurusan gue di kampus, maka gue memilih divisi Marketing Communication, sebagai Staff of Public Relations.

Dimulai dengan posisi sebagai staff, AIESEC journey gue terus berlanjut. 10-12 Januari 2014 adalah pertama kali gue ikut conference. Namanya Barnicle. Local conference yang diadakan oleh AIESEC yang ada di kampus gue.

AIESEC BINUS Local Conference 2014


Seru? YES!

Saat itu gue belajar banyak tentang AIESEC. It’s not only about exchange, like people always think. It’s about leadership. Exchange adalah program yang ditawarkan oleh AIESEC untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan anak muda. Disuguhi dengan banyak jargon words such as GYAP GCDP LCP LCVP and so on. Yang mana akhirnya gue hapal sendiri dengan jargon jargon tersebut.

Dengan alasan ingin ketemu bule, gue lanjut daftar jadi volunteer di salah satu project yang diadakan oleh AIESEC. Gue dengan happy ngejalanin program-program project bersama bule-bule yang biasa disebut exchange participant.

Lalu, support system gue memutuskan untuk nggak melanjutkan AIESEC journey-nya serta relationship journey-nya bersama gue. Di saat down itu, gue hampir menghentikan AIESEC journey gue juga sampai ketika seseorang yang baru gue kenal menawarkan gue sebuah posisi.

“Hai Liza, jadi OCP-ku yuk!” She asked.

“OCP itu apa kak?”

‘Organizing Committee President’

Dengan berbekal pengetahuan sebatas kepanjangan dari OCP, gue daftar di posisi itu. Saat itu gue belum sadar kalau tiga kata itu bakal bermakna di hidup gue kedepannya.

I was elected.

Tiga hari berikutnya gue sadar dengan tugas-tugas yang akan gue jalani beberapa bulan ke depan. It’s challenging! Project yang gue pimpin bertema lingkungan, bernama ‘Dare to Care’.

Dare to Care Project 2015


Di saat yang sama, gue menjalani posisi lainnya sebagai Manager of Public Relations. Gue menemukan passion di bidang communication dan media relations. I love being in this division. Gue bisa mengaplikasikan apa yang dipelajari di kelas ke AIESEC. Bertemu orang baru, buat konsep marketing, dateng ke acara-acara organisasi, it was so fun.

Dari kedua posisi ganda tersebut, momen yang paling menggembirakan saat gue join AIESEC adalah first national conference yang gue ikuti.

Management Board Conference – Kudus. 1-4 Oktober 2014.

Management Board Conference 2014


Dalam konferensi itu hype sebagai seorang AIESECer bener-bener kerasa. Ketemu AIESECer dari kampus lain, kota lain hingga negara yang berbeda. Dengan semangat gue memulai term baru dan menjalankan project Dare to Care yang akan dilaksanakan di tahun 2015.

But,

Setiap kelompok memiliki masalah masing-masing.

But i believe in silver lining. And it happened. Di tengah kesibukan di AIESEC, gue mendapat banyak pelajaran berharga yang mungkin nggak akan gue temuin di tempat lain.

I learned about being a leader.

Pengalaman yang membuat gue sadar dan belajar. Kadang manusia perlu sadar dulu untuk mau belajar. Gue belajar memahami kekurangan dan kelebihan gue sendiri and how to handle that. Self awareness. Bagaimana cara deal dengan orang yang memiliki karakter berbeda. Bagaimana memiliki tanggung jawab terhadap orang lain.

Organizing Committees Dare to Care Project 2015


I learned about being professional.

Gue mempelajari teori, dan menyukai konsep learning by doing. Menerima kegagalan untuk bertemu dengan  keberhasilan. AIESEC menjadi anak tangga pertama gue untuk naik ke tingkat selanjutnya. Anak tangga pertama yang menjadi pembelajaran dan motivasi untuk naik ke anak tangga selanjutnya.

Bestfriends.

Kalian bisa menemukan teman di mana saja. Tapi ketika seorang teman bisa menjadi rekan kerja yang cocok, rasanya benar-benar menyenangkan. Gue menemukan support system yang baru di AIESEC. They are my bestfriends. Salah satu faktor yang membuat gue betah, salah satu faktor yang membuat gue bertahan, salah satu faktor yang membuat gue bahagia di AIESEC. Bestfriends.

(some of) AIESEC Binus managers 14/15


Dreams and Passion.

Bertemu banyak orang yang inspiring di AIESEC, menimbulkan mindset yang positif dan membuat gue memiliki mimpi yang lebih berani. Mengubah status ‘mimpi’ menjadi ‘keinginan’ dan berusaha untuk menjadikannya kenyataan. Gue menyadari ternyata gue bukan orang yang bisa fokus dengan satu hal. Gue ingin melakukan banyak hal sekaligus. Awalnya ini gue anggap sebagai kelemahan, tapi gue berusaha untuk menjadikannya sebagai kelebihan. And AIESEC helps me to find the way.

Sugar Cube - Tell me your thoughts! 


Sharing Positive Impact.

Dari sekian banyak hal yang dipelajari, AIESEC mengajarkan gue untuk berbagi. And it becomes addicted. Mungkin itu yang disebut dengan nilai. Dan gue merasakan nilai positif yang bisa bermanfaat bagi orang lain, yang tentunya sangat bermanfaat bagi diri sendiri.

Serta banyak hal positif lainnya yang gue dapatkan selama dua tahun ini. Seperti yang gue katakan tadi, AIESEC menjadi anak tangga pertama gue untuk menuju ke anak tangga berikutnya. Pijakan pertama yang menyenangkan dan berkesan. Sekarang gue akan melangkah ke anak tangga berikutnya. Tapi anak tangga pertama selalu berkesan, because,

Once an AIESECer, forever an AIESECer.

Berapa langkah-pun gue naik, gue akan terus inget langkah pertama.

Jadi, bagi kalian para mahasiswa dan generasi pemuda, gue merekomendasikan untuk join AIESEC dan menemukan pijakan kalian masing-masing. Satu hal yang perlu diinget, kalian bisa join AIESEC, dan hanya kalian-lah yang bisa menemukan silver lining kalian masing-masing. AIESEC akan menjadi berkesan kalau kalian memberikan kesempatan untuknya menciptakan kesan dengan usaha kalian sendiri. So, create your own AIESEC journey!

PS: This article is dedicated to all AIESEC BINUS members. Thank you AIESECers. J

AIESEC BINUS Local Conference 2015 - Monte Carlo

saying "WHATS UUUUUUPPPPP?!"
AIESEC BINUS' Birthday 2014
My birthday, with AIESECer - 2015
In the middle of the meeting

0 comments:

Post a Comment

My Instagram