Lebih Baik Seperti Ini
“A nightmare dressed like a
daydream”
Fajar
hari ini menyinari pertemuan kita yang singkat. Beberapa detik kilas balik berhasil membuat kedua warna mata kita
bertemu dan menghambur mengucapkan salam. Tidak ada suara yang ikut
berpartisipasi, hanya bibir yang mengembangkan senyum memberi makna lebih dari
kata. Tanpa lambaian tangan, hanya dengan leher yang sedikit mendongak aku
berhasil menyapu perhatianmu di keramaian. Suara deru mesin yang diikuti polusi
tidak berhasil mengaburkan jelasnya titik tumpu pandanganmu saat itu. Seolah hidupmu
hari itu bergantung pada sebuah titik. Mataku.